BLT ( BANTUAN LANGSUNG TUNAI)
Akhir-akhir
ini Negara kita digoncang oleh permasalahan pemberian BLT (Bantuan Langsung
Tunai). Sebahagian masyarakat ada yang setuju dengan kebijakan pemberian BLT
dan ada sebahagian masyarakat lagi yang tidak setuju dengan kebijakan
pemerintah tersebut. Hal ini menimbulkan pro dan kontra ditengah-tengah
masyarakat.
Pada tahun
silam, pemerintah pernah melaksanakn kebijakan ini. Jika kita melihat realita
yang terjadi saat itu memang pantas untuk kita menolak dilaksanakannya
pemberian BLT. Karena kenyataan yang terjadi dilapangan menurut kaca mata saya,
tidak sesuai dengan tujuan pemerintah. Dibawah ini akan saya uraikan
kenyataan-kenyataan yang terjadi di lapangan:
1.
Penerima Tidak Tepat Sasaran
Beberapa penerima BLT adalah orang-orang yang memiliki perekonomian menegah
keatas. Bukan karena didaerah itu tidak ada masyarakat yang tidak mampu
sehingga akhirnya BLT tersebut disalurkan kepada orang yang mampu. Tapi memang
murni karena unsur Nepotisme, bahkan unsur Koncoisme seperti istilah-istilah
yang sering kita dengar saat ini. Jika seseorang mendapat kuasa dalam pembagian
BLT maka dia akan segera memikirkan siapa teman terdekatnya untuk diberikan
BLT. Tanpa mempertimbangkan tingkat perekonomiannya. Seharusnya dia memikirkan
siapa disekitarnya yang tidak mampu sehingga layak untuk menerima bantuan
tersebut. Sehingga yang miskin semakin miskin dan yang kaya semakin kaya.
2.
Membangun Sikap Manja
Tidak bisa dipungkiri bahwa di Negara kita ini masih banyak masyarakat yang
malas, tidak memiliki prinsip, dan pandangan akan masa depan. Ketika penerima
menerima bantuan tersebut, dia tidak semakin termotivasi dalam meningkatkan
perekonomiannya dengan uang tersebut malah penerima menjadi manja. Penerima
menjadi malas bekerja dengan alasan akan mendapat bantuan dari pemerintah lagi.
3.
Mendorong Sikap Konsumtif
Kenyataan
yang terjadi ketika pemerintah memberi BLT kepada masyarakat, mereka malah
menghabiskan uang tersebut untuk tindakan-tindakan yang tidak bermanfaat. Ada
yang setelah menerima bantuan tersebut langsung pergi ke mal-mal untuk
menghabiskan uang tersebut, ada juga yang menghabiskan uang tersebut dengan
mengajak teman-temannya makan direstoran mahal dengan alasan “ Kapan lagi merasakan
seperti orang kaya kalau tidak sekarang.” Hmmmm, sangat miris mendengar
perkataan tersebut. Tapi ini kenyataan yang terjadi di lapangan. Memang ada
juga penerima BLT yang menggunkan bantuan tersebut sesuai sasaran pemerintah.
Yaitu untuk sesuatu yang nantinya dapat menopang perekonomiannya. Misalnya,
menggunakan uang tersebut sebagai modal awal berdagang, dan sebagainya.
Sebenarnya ini lah tujuan pemberian bantuan tersebut namun sebahagian besar
penerima belum memahami tujuan itu.
Menurut
teori ekonomi, jika pendapatan masyarakat
meningkat maka kebutuhannya pun meningkat sehingga perilaku konsumtifnya pun
semakin meningkat. Ketika pemerintah memberi bantuan kepada masyarakat maka
pendapatannya bertambah yang mendorong penerima untuk berperilaku konsumtif.
Jika tidak terarah maka perilaku konsumtif negative akan terjadi.
Maka saya menyimpulkan, pemberian BLT kurang baik untuk dilaksanakan.
Karena hal tersebut tidaklah mendorong masyarakat untuk lebih meningkatkan
kesejateraan hidupnya dengan bantuan tersebut atau bisa dikatakan masyarakat
penerima BLT tersebut tidak menggunakan bantuan tersebut sesuai sasaran
pemerintah. Melainkan semakin mendorong masyarakat untuk bermalas-malasan dan
hanya menunggu datangnya bantuan pemerintah.
Solusi yang dapat saya usulkan dalam kasus ini adalah pemerintah memberikan
bantuan kepada masyarakat bukan dalam bentuk uang tapi seharusnya dalam bentuk
pekerjaan baru baik usaha-usaha kecil dan sebagainya. Jika usaha-usaha baru
tersebut sudah tumbuh, maka perekonomian masyarakat akan berkembang.
LANGKAH-LANGKAH
1. DATA PUBLIKASI
A. JUDUL : BANTUAN
LANGSUNG TUNAI (BLT)
B. PENULIS : DINA
MARINA MARBUN
C. PENERBIT : BLOGSPOT.COM
D. NO./TANGGAL : 4 APRIL 2013
E. NO. HALAMAN : http://dinamarinamarbun.blogspot.com/2013/04/blt-bantuan-langsung-tunai-dan-cara_7372.html
F. TEMA / TOPIK : BANTUAN
LANGSUNG TUNAI (BLT)
2. RINGKASAN
pemberian BLT (Bantuan Langsung Tunai) membuat sebagian masyarakat
ada yang setuju dengan kebijakan pemberian BLT dan ada sebagian masyarakat lagi
yang tidak setuju dengan kebijakan pemerintah tersebut. Hal ini menimbulkan pro
dan kontra ditengah-tengah masyarakat.
3. KEUNGGULAN
Bisa
menambah pengetahuan pembaca tentang bantuan langsung tunai yang ada di indonesia
4. KELEMAHAN
Informasi
atau referensi yang dicantumkan dalam artikel tersebut tentang bantuan langsung
tunai masih kurang lengkap
5. PENDAPAT AKHIR/SARAN
Pembaca
menyarankan agar penulis bisa menambahkan lagi informasi atau referensi tentang
bantuan langsung tunai yang lebih mendalam dan menasional.