TUGAS BAHASA INDONESIA SOFTSKILL
Artikel - Ekonomi Kalimantan
Barat 2014 : Menaruh Harapan di Tahun Politik (2)
Selasa, 31 Desember 2013 16:27 WIB
*Hilman Tisnawan
Kepala Kantor Perwakilan BI Kalbar, Hilman
Tisnawan. (FOTO ANTARA Kalbar/Teguh IW)
Berita Terkait
2014 : Tahun Politik dan Tahun Penuh Harapan
Tantangan
Di
tahun 2014, tantangan ekonomi, baik yang bersifat musiman ataupun struktural,
belum akan surut. Di sisi global, meskipun proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia
tahun 2014 meningkat ke level 3,5%, pergeseran lanskap ekonomi global
diperkirakan terus berlanjut. Hal tersebut berisiko memutar balik arah modal
portofolio ke negara-negara maju, terutama Amerika Serikat.
Kondisi
tersebut juga sedikit diperparah dengan keputusan Bank Sentral Amerika Serikat
(the Fed) untuk melakukan penarikan stimulus kebijakan moneternya di awal tahun
2014, meskipun beberapa ekonom memprediksikan bahwa dampak tapering off
tersebut tidak akan menimbulkan gejolak pasar yang berlebihan.
Selain
tantangan global tersebut, tantangan domestik tidaklah kalah berat. Kondisi
pasar keuangan domestik dimana terjadi fragmentasi ekses likuiditas rupiah di
sektor perbankan, serta kondisi pasar keuangan yang belum dalam dan likuid
menjadi salah satu tantangan yang harus dihadapi.
Tantangan
lainnya adalah kondisi struktural perekonomian dimana ekspansi penduduk kelas
menengah akan terus berlanjut yang berdampak pada semakin beragamnya struktur
permintaan barang dan jasa dengan kompleksitas yang semakin tinggi. Peningkatan
kompleksitas tersebut menuntut adanya basis keunggulan dan kapabilitas
industrial yang meningkat.
Sementara,
sampai saat ini, struktur produksi Indonesia terbangun pada tatanan industri
yang didominasi oleh industri ekspor padat karya dan berbasis sumber daya alam,
sehingga belum mampu memenuhi besarnya perubahan struktur permintaan nasional.
Kesenjangan permintaan dan penawaran pada akhirnya semakin banyak dipenuhi dari
kantong impor.
Kondisi
ini tidak terlepas dari beberapa aspek yang belum memadai dan menjadi pekerjaan
rumah kita, yaitu bagaimana meningkatkan ketersediaan infrastruktur
konektivitas, mengelola energi serta menyediakan iklim usaha yang kondusif bagi
investor, termasuk mengenai kemudahan memulai usaha, kepastian hukum,
registrasi hak milik pribadi dan penyelesaian konflik.
*Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalbar
(tulisan
ini juga dimuat di Harian Pontianak Post tanggal 30 dan 31 Desember 2013)
Editor: Teguh Imam Wibowo
kesalahan ejaan atau diksi pada artikel di atas
ada pada paragraf pertama baris ketiga pada kata lanskap seharusnya ditulis “landscape”
lalu pada paragraf ketiga baris kedua pada kata
ekses seharusnya ditulis “akses” .
16 Juta Ha Lahan di Kalimantan
Sidah Diberi Izin Tambang
Kamis, 13 Maret 2014 13:50 WIB
Desi Purnamawati
Pulau Kalimantan. (dephut.go.id)
Berita Terkait
Balikpapan (Antara
Kalbar) - Seluas 16 juta hektare lahan di Pulau Kalimantan sudah diberikan izin
tambang tapi baru 15.000 yang sudah diizinkan untuk berproduksi.
"Dari 16 juta hektare itu belum semua dibuka dari segi perizinan. Sekarang juga sedang dilakukan verifikasi agar tidak terjadi tumpang tindih perizinan," kata Kepala Pusat Pengelolaan Ekoregion Kalimantan Tuti Hendrawati Mintarsih di Balikpapan, Kamis.
Berdasarkan status lingkungan hidup ekoregion Kalimantan pada 2013 total perizinan mencapai 41 juta hektare terdiri dari perizinan pertambangan 16 juta hektare, HPH 10,7 juta hektare, Perkebunan sawit 10 juta hektare dan HTI 4,5 juta hektare.
Total tinggal sekitar 45 persen kawasan yang masih terjaga dengan baik yang merupakan kawasan konservasi di Kalimantan.
"Selama belum dibuka, kita masih bisa melakukan penertiban," tambah Tuti.
"Dari 16 juta hektare itu belum semua dibuka dari segi perizinan. Sekarang juga sedang dilakukan verifikasi agar tidak terjadi tumpang tindih perizinan," kata Kepala Pusat Pengelolaan Ekoregion Kalimantan Tuti Hendrawati Mintarsih di Balikpapan, Kamis.
Berdasarkan status lingkungan hidup ekoregion Kalimantan pada 2013 total perizinan mencapai 41 juta hektare terdiri dari perizinan pertambangan 16 juta hektare, HPH 10,7 juta hektare, Perkebunan sawit 10 juta hektare dan HTI 4,5 juta hektare.
Total tinggal sekitar 45 persen kawasan yang masih terjaga dengan baik yang merupakan kawasan konservasi di Kalimantan.
"Selama belum dibuka, kita masih bisa melakukan penertiban," tambah Tuti.
Editor: Zaenal Abidin
COPYRIGHT © 2014
COPYRIGHT © 2014
Penulisan
yang salah ada judul artikel tersebut pada kata sidah seharusnya ditulis “sudah” .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar